Sabtu, 05 Mei 2012

Injil Itu Apa?

Mungkin Pertanyaan ini banyak sekali kita temukan dan tak ayal kita bingung menjawabnya, bahkan malah menjadi perdebtan dan tak jarang juga dijadikan pembanding. Mari kita coba pahami sebenarnya Injil itu apa dan kepada siapa Injil itu ditujukan?

Rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat di kota Roma (Kitab Injil: Roma 1:16-17) menulis: Aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama- tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani. Sebab di dalamnya nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman, seperti ada tertulis: "Orang benar akan hidup oleh iman." Banyak orang bertanya tentang Injil. Mereka ingin mengetahui lebih jauh tentang Injil mulai dari arti hingga kebenarannya. Pada dasarnya Injil bukanlah suatu buku.  Injil ialah berita Ilahi yang harus disebarkan kepada semua orang yang ingin menerimanya. 



Kata Injil dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Arab, namun kata itu bukan asli Arab. Kata Injil berasal dari usaha orang Arab untuk mengucapkan kata euanggelion (evanggelion) dari bahasa Yunani, yaitu bahasa asli Alkitab bagian Perjanjian Baru. Euanggelion sendiri mempunyai arti "berita baik / kabar baik". Lima-puluh hari setelah Nabi Isa bangkit dari orang mati, Tuhan Allah memberi kekuasaan Ilahi kepada 120 murid Nabi untuk menceritakan karyaNya dalam belasan bahasa asing, termasuk bahasa Arab, kepada penziarah-penziarah yang sedang berhari raya di Jerusalem. Beberapa tahun kemudian dibawah pembinaan Tuhan Allah, berita itu dibukukan, agar arti aslinya tidak hilang atau diubah-ubah.

Dalam Kitab Injil (Alkitab bagian Perjanjian Baru), surat Rasul Paulus kepada jemaat di kota Galatia (Kitab Injil: Galatia 1:8) menegaskan bahwa betapa pentingnya kaum Nazrani agar melestarikan Kabar Baik yang asli dan sempurna itu. "Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari surga yang memberitakan kepada kamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia!" Sebagai contoh nyata adanya injil palsu, yaitu dari beberapa golongan yang bukan Nazrani, seperti kaum bid'ah Mormon. Mereka menyatakan bahwa seorang malaikat pernah mendikte nabi mereka sebuah "kitab suci" yang isinya sangat berbeda dengan berita Injil. Dapatkah saudara mengerti mengapa kaum Nazrani harus menolak pernyataan tersebut, yang pasti membawa kutuk Tuhan dan neraka? 

Kalau begitu, apakah yang menjadi "kabar baik" dalam Injil? 

Pada dasarnya kabar baik itu ialah: Tuhan Allah sendiri telah masuk kedalam sejarah manusia untuk menyelamatkan kita manusia selama-lamanya. KerajaanNya atau PemerintahanNya di dalam hati manusia kini ditawarkan kepada semua yang rela menyerahkan diri kepada Dia dengan iman yang tulus dan tak terbatas. Kita tidak dapat menyelamatkan diri dengan amal atau kebajikan kita. Sebab hanya Tuhan Allah yang sanggup memberi kehidupan yang kekal dan abadi. Arti nama Isa sendiri sebetulnya sudah menceritakan semuanya. Sebenarnya Isa, Yesus dan Jesus bukan nama aslinya. Nama-nama tersebut muncul dari usaha orang asing mengucapkan namanya yang sesuai dengan bahasa ujarannya. Nama yang sesungguhnya adalah Yeh-syua צושהי berasal dari bahasa Ibrani. Yeh הי ialah bentuk pendek daripada Nama Kudus Tuhan Allah yang asli הוהי /YHVH / YaHWeH, dan syua צוש  berarti "menyelamatkan". Jadi nama Yehsyua / Isa/Yesus jika diterjamahkan secara keseluruhan sesungguhnya berarti: "Yahweh /Tuhan Allah menyelamatkan". Disitulah sesungguhnya intisari Injil.

Apakah benar Injil pernah dipalsukan?                      

Benar! Tetapi bukan orang Nazrani yang mencoba untuk memalsukannya. Pemalsuan-pemalsuan kitab Injil ini terjadi sesudah dan sebelum "Berita Baik" dari Tuhan ini ditulis oleh orang-orang yang diberi wahyu. Pemalsuan Injil ini dilakukan oleh tokoh-tokoh agama palsu yang menyelewengkan ajaran dari Injil yang asli. Dalam buku yang mereka tulis, tokoh-tokoh tersebut mengaku diri sebagai rasul-rasul Isa. Hal seperti ini jelas tidak benar sebab rasul-rasul dari Isa yang dimaksud sudah meninggal puluhan bahkan ratusan tahun sebelum buku-buku injil palsu tersebut ditulis. Sampai sekarang inipun kita jumpai berbagai macam bentuk kitab injil palsu yang mereka tulis seperti: "injil Petrus, injil Tomas, injil Ibrani" dan masih banyak lagi. 

Ada juga sebuah "injil" palsu lainnya yang berjudul "Injil Arabik Masa Kecil Yesus" yang ditulis di Mesir kira-kira pada tahun 200 (Masehi). Pada buku tersebut awalnya diceritakan sebuah dongeng fiksi menceritakan anak Isa yang sedang mengikuti lomba membentuk burung dari tanah liat. Karena hasil karyanya gagal, dia merasa iri dan menghidupkannya sehingga burung tersebut bisa terbang. Iapun akhirnya keluar sebagai "pemenang". Cerita seperti ini jelas tidak terdapat dalam Kitab Injil yang asli. Sebab Nabi Isa tidak pernah memakai kuasa Ilahi yang dikaruniakan kepadanya untuk menguntungkan diri sendiri, apa lagi untuk merugikan orang lain. Kita bisa yakin akan hal ini karena Nabi Isa tidak pernah berdosa seumur hidupnya.

Injil palsu yang paling baru dan paling mudah untuk dibuktikan kepalsuannya ialah "injil Barnabas". "Injil Barnabas" ditulis pada abad ke13 (Masehi) di Eropa Barat dengan tujuan untuk membuktikan bahwa kebenaran-kebenaran Kabar Baik tentang Keselamatan Tuhan yang asli itu tidak benar. Pada Injil Barnabas ini ditemukan banyak penye-lewengan dan kesalahan historis yang jelas membuktikan buku tersebut tidak mungkin ditulis pada abad Masehi pertama, lebih-lebih oleh Rasul Barnabas. Apakah mungkin seorang Nazrani yang percaya teguh kepada Injil berani mencoba memalsukannya? Andapun jangan lupa terhadap peringatan Tuhan di Kitab Injil: Surat Galatia 1:8.

Di dalam Alkitab terdapat empat kitab Injil. Diantara Kitab Injil tersebut manakah yang diturunkan kepada Nabi Isa?

Banyak orang merasa agak bingung saat pertama kali mereka membuka Alkitab dan menemukan empat buku yang berjudul Injil. Ada yang ditulis oleh Matius, Markus, Lukas dan Yohanes, tetapi tidak ada yang ditulis oleh Nabi Isa. Perlu diketahui bahwa tidak ada laporan dimanapun yang sejaman dengan Nabi Isa yang mengatakan bahwa Dia pernah menulis buku. Lebih-lebih surat pun tidak ada. Jika ada, pasti pengikutnya berusaha lahir-batin untuk melestarikannya dengan sempurna. Tetapi fakta tersebut tidak ada sejak semula. Sebenarnya bisa juga dikatakan bahwa Nabi Isa sendiri ialah Kabar Baik itu. Empat kitab Injil yang dapat kita baca di dalam Alkitab, ialah kitab riwayat yang menceritakan kisah nyata Juru Selamat Dunia yang tunggal. Kitab riwayat ini adalah wahyu dari Tuhan.

Mengapa di Alkitab ada empat kitab yang menyampaikan Injil dan bukan satu?

Begini, kalau saudara mempunyai kabar yang paling penting dan besar dari seluruh sejarah manusia, dan saudara ingin menyampaikannya kepada seorang tentara dan seorang profesor filsafat, apakah saudara memakai istilah dan kiasan yang sama untuk menceritakannya dengan jelas sekali?  Tentu saja tidak. Tetapi kedua-duanya sangat perlu mengetahui kabar itu, bukan? 

Bayangkan saudara mempunyai empat orang sahabat, satu tentara, satu dosen filsafat, satu orang beragama yang sudah tahu tentang Tuhan dan tulisan para nabiNya dan satu lagi orang yang baik hati tetapi dia belum kenal dengan Tuhan dan AjaranNya. Kepada orang yang saleh itu pasti saudara ingin menceritakan Kabar Baik tentang keselamatan yang kekal ini dari Tuhan. Dia ingin tahu bagaimana Kabar Baik ini menggenapi semua yang diketahui tentang Tuhan dan janji-janjiNya yang diwahyukan kepada para nabiNya. Bagi orang yang tidak tahu agama, hubungan-hubungan ini sulit menolongnya. Dia pasti ingin tahu bagaimana Kabar Baik ini berhubungan dengan kehidupannya sehari-hari. Bagi si Tentara yang tidak suka mendengarkan khotbah yang berliku-liku, pasti saudara ingin menyampaikan dasar-dasar intisarinya saja, terutama perbuatan-perbuatan Nabi Isa yang mengajak dia mengambil keputusan bertindak. Bagi Bapak Profesor yang terbiasaa berfikir dan merenung, saudara ingin memberikan kesempatan kepada beliau untuk berpikir dan merenungkan tentang keindahan dan keagungan Kabar Baik ini sesuai dengan pendidikannya.

Tuhan Allah mahatahu bahwa semua manusia tidak berpikir dengan cara yang sama. Kita semua harus memahami akan hal ini, tetapi kita mencapai pemahaman melalui jalan berpikir yang berlainan. Ada yang bersifat bertindak langsung. Ada yang bersifat merenungkan. Ada yang telah mengerti tentang Tuhan dan ada yang belum. Semua manusia jatuh pada empat golongan ini.  Sehingga Injil disampaikan dalam empat bentuk karangan. Injil Matius diperuntukkan bagi orang-orang yang mengerti tentang Tuhan dan tulisan para nabiNya. Injil Lukas diperuntukkan bagi orang-orang yang belum mengenal Tuhan tetapi sedang mencariNya. Injil Markus diperuntukkan yang beroreintasi pada perbuatan dan mukjizad dan Injil Yohanes bagi orang-orang yang beroreintasi pada akal budinya. Kita mempunyai satu Injil namun Injil itu disampaikan dalam empat bentuk kitab berbeda yang semuanya adalah wahyu dari Allah. Dan empat kitab itu saling mendukung. Keempatnya asli dan diturunkan oleh Tuhan Sendiri bagi semua manusia yang pola berpikirnya berbeda-beda, tetapi perlu menerima Kabar Baik dari Dia.

Apakah di Kitab Suci berita Injil disampaikan secara ringkas dan lengkap? 

Contoh ringkasan berita Injil yang sangat menolong ditemukan pada Kitab Injil: Kisah Para Rasul 10:34-43. Di dalam bacaan yang singkat ini, Rasul Petrus menyam-paikan Injil kepada seorang perwira pasukan bernama Kornelius, warga negara Italia. Ia adalah seorang yang "saleh, serta keluarganya takut pada Allah, memberi banyak sedekah kepada umat dan senantiasa berdoa kepada Allah." Tetapi semua ini belum cukup. Malaikat Allah menyuruh Kornelius memanggil Rasul Petrus agar menerima berita keselamatan dari Allah. Inilah kesaksian Rasul Petrus kepada Kornelius serta keluarga dan kawan-kawannya: 
   "Sesungguhnya aku telah mengerti bahwa Allah tidak membedakan orang. Setiap orang dari bangsa manapun yang takut akan Dia dan yang mengamalkan kebenaran berkenan kepadaNya. Itulah Firman yang Ia suruh sampaikan kepada orang-orang Israel, yaitu Firman yang memberitakan damai sejahtera oleh Isa Al-Masih, yang adalah Tuhan dari semuanya. 

 "Kamu tahu tentang segala sesuatu yang terjadi di seluruh tanah Yudea, mulai dari Galilea sesudah baptisan* yang diberitakan oleh Nabi Yahya, yaitu tentang Nabi Isa dari Nazaret: bagaimana Allah mengurapi dia dengan Roh Kudus dan kuat kuasa. Dia berjalan berkeliling sambil berbuat baik dan menyembuhkan semua orang yang dikuasai Iblis, sebab Allah menyertai dia. Kami adalah saksi dari segala sesuatu yang diperbuatnya di tanah Yudea maupun di Yerusalem; dan mereka telah membunuh dia dan menggantung dia pada kayu salib.

     "Isa itu telah dibangkitkan Allah pada hari yang ketiga, dan Allah bekenan, bahwa ia menampakkan diri, bukan kepada seluruh bangsa, tetapi kepada saksi-saksi, yang sebelumnya telah ditunjuk oleh Allah, yaitu kepada kami yang telah makan dan minum bersama dengan dia, setelah ia bangkit dari antara orang mati.

   "Isa telah menugaskan kami memberitakan kepada seluruh bangsa dan bersaksi, bahwa dialah yang ditentukan Allah menjadi hakim atas orang-orang hidup dan orang-orang mati.  Tentang Isalah semua nabi bersaksi bahwa barangsiapa percaya kepadanya, ia akan mendapat pengampunan dosa oleh karena namanya."

Lalu Kornelius sekeluarga percaya dan diselamatkan!

(*Baptisan adalah sebuah upacara pertobatan Ibrani, dan berarti: permandian, dan penyelaman atau culupan dalam air sebagai tanda nyata dari pertobatan itu.)

Semoga Tuhan Memberkati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar