Minggu, 06 Mei 2012

Apakah Pahala dan Perbuatan Baik dapat menghapuskan Dosa kita?


Kalau kita memikirkan pertanyaan ini dengan logis, secara nyata kita tidak dapat menghapus dosa kita dengan amal atau perbuatan baik kita.  Dalam kata lain kita tidak bisa mensucikan diri dengan usaha diri sendiri.  Bayangkan perumpamaan ini:  tangan seorang tukang reparasi mesin di bengkel pada ahkir hari kerjanya: hitam, bau dan berminyak, bukan?  Bagaimana kalau dia berusaha mencuci tangannya memakai air kran saja?  Dia menggosok dan menyikat tangannya namun tetap kotor sekali.  Dia sungguh-sungguh ingin membersihkan tangannya sampai tangannya menjadi merah dan sakit, namun walaupun dia berusaha semaksimal mungkin, tangannya tetap kotor.  Apa yang dia perlukan?   Sesuatu dari luar, yaitu sabun, bukan?  Begitu juga dengan hidup kita yang berdosa.  Usaha kita yang paling baik, misalnya hidup bersusila, menolong sesama, beribadah dan berdoa setiap hari adalah kegiatan yang baik, namun tidak akan menghasilkan pengampunan dosa.  Hanya Tuhan Allah yang dapat mengampuni dan menghapus dosa. 


Di dunia hukum, kelakuan baik tidak dapat menghapus kesalahan.  Kalau seorang yang baik, yang sering beramal, menolong orang yang kecil, namun membunuh orang lain karena marah, apakah Bapak Hakim akan menghapus pembunuhan ini dikarenakan oleh dia dulu bersusila tinggi?  Memang tidak, dia tetap harus dihukum sebagai pembunuh. Apabila dia berjanji berbuat baik pada sisa hidupnya dia tetap dianggap hukum sebagai pembunuh.  Di Kitab Injil: Markus 7: 20-23, Isa berfirman bahwa semua jenis dosa menajiskan kita dihadapan Tuhan Allah.  Dalam akibat ini, iri hati dinilai sama dengan pembunuhan.  Sama seperti di dalam hukum di mana kelakuan buruk tidak dapat dihapus oleh kelakuan baik.  Lagi pula kenajisan kita yang dikarenakan dosa kita, tidak dapat dihapus oleh kebajikan yang dulu atau di masa depan.

Mengapa amal dan perbuatan baik kita tidak layak untuk membuat Tuhan Allah mau mengampuni dosa kita? 

Kalau semua kegiatan kebenaran ini dibuat supaya Tuhan mau mengampuni dosa kita, maka semuanya tidak murni dan tulus lagi, namun telah ternoda sehingga memberi kesan "ada udang dibalik batu", yaitu kita berbuat kebenaran untuk mendapatkan keuntungan diri kita sendiri, berupa pengampunan.  Dengan kata lain kebenaran yang kita buat bukan untuk memuliakan Tuhan Allah tetapi semata-mata untuk kepentingan/ kebaikan kita.  Lebih berat lagi kalau kita berbuat baik untuk mencari pujian dan menharap penghormatan dari orang lain.  Bayangkan, bagaimana perasaan Tuhan kalau ada seseorang yang beri sumbangan besar asal namanya diumumkan di dalam kebaktian jemaat. Tuhan Allah tahu tujuan hati kita walaupun orang-orang di sekitar kita tidak tahu.

Tuhan Allah juga tahu keinginan di hati setiap orang.  Ada orang yang hanya berbuat baik dan menghindari hal-hal yang tidak susila karena takut dihukum.  Mungkin dia takut dipermalukan oleh masyarakat, aparat pemerintah atau Tuhan.  Kalau kesusilaan kita dipaksakan dari atas dan tidak mencerminkan hati kita sendiri, apakah Tuhan akan berkenan?  Mungkin seseorang di lingkungannya sendiri sangat taat pada semua peraturan agama.  Tetapi kalau dia pergi ke negara asing dimana dia tidak dikenal siapapun dan peraturan itu tidak menjadi hukum, bagaimana sikap atau kelakuannya?  Kalau dia mulai melanggar peraturan-peraturan agamanya, berarti kelakuannya di tempat asalnya dulu cuma sandiwara dihadapan masyarakatnya dan tokoh-tokoh agama.

Kalau amal kita mencari keuntungan dari orang-orang atau Tuhan, atau kesusilaan kita hanya untuk menghindar hukuman kelak, amal dan kesusilaan kita akan ternoda dihadapan Tuhan.  Nabi Yesaya (64:6) menyamakan kesalehan orang berdosa dengan "kain-kain kotor".  Mungkin sekali yang dimaksudkannya seperti kain bekas haid yang sangat najis itu.  Kembali kepada perumpamaan kita, bayangkan si tukang bengkel tadi itu mencoba mencuci tangannya yang kotor memakai kain bekas haid!  Itulah pandangan Tuhan kalau kita mencoba mensucikan diri dengan kesalehan kita sendiri.

Semoga Tuhan Memberkati Saudara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar