Sabtu, 05 Mei 2012

Apakah Benar Isa disiksa dan Mati di Salib?

Penyaliban adalah cara hukum mati yang paling kejam dan paling mempermalukan. Korban ditelanjangi, kemudian kaki dan tangannya dipaku pada kayu salib. Dia diangkat tinggi-tinggi dan dibiarkan sampai mati setelah beberapa jam sampai 2 atau 3 hari. Tidak ada alasan yang masuk akal mengapa pengikut-pengikut Isa mau menceritakan kematian sedahsyat ini kalau ceritanya tidak benar. Namun fakta penyaliban Isa diakui oleh setiap saksi Nazrani pada awal permulaan gerakan Nazrani. Isa Almasih sendiri bernubuat (meramalkan secara illahi) tiga kali pun bahwa dia akan ditangkap, disiksa, dibunuh tersalib dan kemudian bangkit dari orang mati pada hari ketiga.  Semua Kitab Suci Nazrani, baik surat para rasul dan semua kitab Injil yang diyakini umatNya, menekankan dengan satu suara pembunuhan terhadap Isa. Para penulis yang tidak memihak dan musuh Isa pun menegaskan kematiannya.


Mengapa banyak orang pada masa sekarang mengatakan bahwa  Isa tidak mati di Kayu Salib?

Pertanyaan itu menarik sekali dan jawabannya ditemukan pada ilmu sejarah masa lampau. Pada abad-abad sesudah penyaliban Isa, beberapa sekte/golongan bid'ah yang bersifat gnostik muncul di wilayah Timur Tengah. Golongan bid'ah tersebut menganggap semua yang bersifat jasmani atau materiil pada dasarnya najis dan kotor, pada hal semua yang bersifat rohani itu bersih dan kudus. Sekte-sekte bid'ah Gnostik yang dipengaruhi Injil, hanya dapat menerima Isa Al-Masih sebagai makluk rohani yang manyamar seperti manusia saja.  Maka mereka membuat filsafat bahwa dia tidak sungguh-sungguh mati disalib, hanya "dibuat agar tampak seperti mati tersiksa".

Dalam abad-abad berikutnya sekte-sekte Gnostik bersaing berat dengan umat Kristiani. Tetapi akhirnya sekte-sekte menjadi punah dan sebagian anggotanya masuk golongan keagamaan lain. Salah satu contoh ialah sekte Bogomil yang berbasis di daerah Bosnia, Eropa Timur sampai abad keenambelas Masehi. Ketika mereka dijajah pasukan Turki, mereka terpaksa meninggalkan agama kafir mereka dan memeluk agama penjajah-nya sampai sekarang.

Walaupun kaum sekte-sekte Gnostik sudah punah di daerah Timur Tengah, anggapan mereka tentang Penyaliban Al-Masih sebagai banyangan saja, tetap diceritakan rakyat jelata di Mesir, Siria dan Arab. Beberapa teori dibentuk untuk menjelaskan bagaimana bayangan itu terjadi. Setiap teori mengklaim bahwa wajah Isa dipindahkan kepada orang lain, agar orang itu yang dijadikan korban penyaliban, bukan Isa yang suci dan tanpa dosa itu. Ada yang mengklaim bahwa orang yang paling malang ini Yudas Iskariot, yaitu pengkhianat Isa. Ada juga orang yang mengatakan bahwa seorang prajurit Romawi telah diubah wajahnya kemudian disalib. Ada yang mengatakan bahwa yang dijadikan korban penyaliban itu adalah Rasul Yahya. Tetapi mereka selalu mengaggap bahwa perubahan itu pada siapapun itu dari kuasa Allah.

Mengapa teori samaran penyaliban Isa tidak dapat diterima? 

Banyak ahli agama dengan latar belakang kepercayaan yang berbeda sekali telah menyadari bahwa teori atau cerita buatan ini, pada dasarnya sangat berbahaya. Sungguh nyata dijelaskan dalam Injil, bahwa semua pengikut Isa yakin sekali dia mati di Kayu Salib. Seandainya Tuhan Allah menggantikan wajah dia dengan orang lain, maka Tuhan Allah telah menipu umat beriman yang percaya kepadaNya. Bukankah "menipu" sama saja dengan berbohong? Apakah ada seseorang yang berani mengatakan bahwa Allah yang Maha Kudus dan Maha Benar, penipu atau pembohong? Kalau ada teori atau penjelasan yang menuju kepada kesimpulan yang menentang Tuhan, tentu saja teori atau penjelasan itu salah dan berbahaya.

Bagaimana Tuhan Allah yang Maha Adil mengizinkan penyaliban terjadi pada Nabi yang benar dan tidak pernah berbuat dosa satupun?


Hal ini sangat sulit dimengerti, namun jelas di Kitab Nabi-nabi Tuhan ratusan tahun sebelumnya bahwa kematian Hamba Tuhan yang Menderita yang disebut Yang Diurapi Allah (yaitu Mesias, Almasih atau Kristus, Cf pertanyaan #5) ialah Rancangan Tuhan Allah yang sejak semula dimaksudkan untuk menyelamatkan umat manusia. Kematian Isa yang dasyat itu bukanlah sebuah "kekeliruan dalam sejarah" saja. Namun kematianNya merupakan kegenapan dari nubuatan (ramalan ilahi) yang diwahyukan oleh Tuhan. Maka kematian Isa Almasih mewujudkan pelaksanaan kehendak Tuhan Allah sendiri untuk menyelamatkan kita. Isapun memahami rancangan Ilahi ini sejak pelayanananNya semula. Nabi Yahya bin Zakaria menyatakan Nabi Isa "Anak Domba Allah (korban Allah) yang menghapus dosa dunia"  (Kitab Injil: Yohanes 1: 29)

Kematian Isa yang tidak berdosa masih merupakan hal yang tidak adil.  Bagaimana ketidakadilan ini dapat dimengerti? 


Kita harus ingat bahwa penyaliban Isa bukanlah akhir dari kehidupannya. Pada hari ketiga setelah hari kematiannya, Isa memang bangkit dari orang mati. Kebangkitan yang ajaib ini kunci bagi orang yang ingin mengerti penyalibannya. Kematian dan kebangkitan Isa bagaikan burung dan angka pada satu mata uang. Tidak berguna dan tidak masuk akal kalau ada satu tanpa yang lainnya. Melalui kebangkitan Isa, kematiannya yang dianggap tidak adil, menjadi bukti keadilan Tuhan. Kita dapat mengerti kedahsyatan maupun makna penyaliban Isa hanya melalui kebangkitannya. Siapa saja dapat mengakui dirinya seorang nabi atau tokoh agama. Mungkin diapun membuat ajaran yang hebat sekali tentang dirinya sendiri, Tuhan Allah dan keselamatan. Tetapi jika orang itu meninggal dunia, adakah yang bertanya tentang kebenaran ajaranya? 

Isa Almasih bangkit kembali dari orang mati untuk menyatakan bahwasannya semua yang dia pernah ajarkan tentang Tuhan Allah, dirinya sendiri, dan pengorbanannya di kayu salib untuk menyelamatkan umat manusia secara kekal. Selama empat puluh hari Isa mengajarkan kembali kebenaran yang suci ini kepada murid-muridnya. Kemudian dia naik ke Surga dan tinggal disana sampai datangnya Hari Kiamat. Kemudian Dia turun ke bumi sebagai Hakim Agung dunia dan seluruh umat manusia. Kitab Suci Mazmur/Zabur 96 menerangkan Kitab Suci Injil: Kisah Para Rasul 10:42.  Di Kitab Mazmur/Zabur 96 jelas sekali siapa yang menjadi Hakim Dunia.

Semoga Tuhan Memberkati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar