Mungkin Pertanyaan ini banyak sekali kita temukan dan tak ayal kita bingung menjawabnya, bahkan malah menjadi perdebtan dan tak jarang juga dijadikan pembanding. Mari kita coba pahami sebenarnya Injil itu apa dan kepada siapa Injil itu ditujukan?
Rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat di kota Roma (Kitab Injil: Roma 1:16-17) menulis: Aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama- tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani. Sebab di dalamnya nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman, seperti ada tertulis: "Orang benar akan hidup oleh iman." Banyak orang bertanya tentang Injil. Mereka ingin mengetahui lebih jauh tentang Injil mulai dari arti hingga kebenarannya. Pada dasarnya Injil bukanlah suatu buku. Injil ialah berita Ilahi yang harus disebarkan kepada semua orang yang ingin menerimanya.
Rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat di kota Roma (Kitab Injil: Roma 1:16-17) menulis: Aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama- tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani. Sebab di dalamnya nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman, seperti ada tertulis: "Orang benar akan hidup oleh iman." Banyak orang bertanya tentang Injil. Mereka ingin mengetahui lebih jauh tentang Injil mulai dari arti hingga kebenarannya. Pada dasarnya Injil bukanlah suatu buku. Injil ialah berita Ilahi yang harus disebarkan kepada semua orang yang ingin menerimanya.
Kata Injil dalam
bahasa Indonesia berasal dari bahasa Arab, namun kata itu bukan asli Arab. Kata Injil
berasal dari usaha orang Arab untuk mengucapkan kata euanggelion (evanggelion) dari bahasa Yunani, yaitu
bahasa asli Alkitab bagian Perjanjian Baru. Euanggelion
sendiri mempunyai arti "berita baik / kabar baik". Lima-puluh hari setelah Nabi Isa bangkit dari
orang mati, Tuhan Allah memberi kekuasaan Ilahi kepada 120 murid Nabi untuk menceritakan
karyaNya dalam belasan bahasa asing, termasuk bahasa Arab, kepada
penziarah-penziarah yang sedang berhari raya di Jerusalem. Beberapa tahun kemudian dibawah pembinaan
Tuhan Allah, berita itu dibukukan, agar arti aslinya tidak hilang atau
diubah-ubah.
Dalam Kitab Injil (Alkitab bagian Perjanjian Baru),
surat Rasul Paulus kepada jemaat di kota Galatia (Kitab Injil: Galatia 1:8)
menegaskan bahwa betapa pentingnya kaum Nazrani agar melestarikan Kabar Baik
yang asli dan sempurna itu. "Tetapi
sekalipun kami atau seorang malaikat dari surga yang memberitakan kepada kamu
suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu,
terkutuklah dia!" Sebagai
contoh nyata adanya injil palsu, yaitu dari beberapa golongan yang bukan
Nazrani, seperti kaum bid'ah Mormon. Mereka menyatakan bahwa seorang malaikat pernah mendikte nabi mereka
sebuah "kitab suci" yang isinya sangat berbeda dengan berita
Injil. Dapatkah saudara mengerti mengapa
kaum Nazrani harus menolak pernyataan tersebut, yang pasti membawa kutuk Tuhan
dan neraka?
Kalau begitu,
apakah yang menjadi "kabar baik" dalam Injil?
Pada dasarnya kabar baik itu ialah: Tuhan Allah sendiri telah masuk kedalam
sejarah manusia untuk menyelamatkan kita manusia selama-lamanya. KerajaanNya atau PemerintahanNya di dalam
hati manusia kini ditawarkan kepada semua yang rela menyerahkan diri kepada Dia
dengan iman yang tulus dan tak terbatas. Kita tidak dapat menyelamatkan diri dengan amal atau kebajikan
kita. Sebab hanya Tuhan Allah yang
sanggup memberi kehidupan yang kekal dan abadi.
Arti nama Isa sendiri
sebetulnya sudah menceritakan semuanya. Sebenarnya Isa, Yesus dan Jesus bukan nama aslinya. Nama-nama tersebut muncul dari usaha orang
asing mengucapkan namanya yang sesuai dengan bahasa ujarannya. Nama yang sesungguhnya adalah Yeh-syua צושהי
berasal dari bahasa Ibrani. Yeh הי ialah bentuk
pendek daripada Nama Kudus Tuhan Allah yang asli הוהי
/YHVH
/ YaHWeH, dan syua צוש
berarti
"menyelamatkan". Jadi nama Yehsyua /
Isa/Yesus jika diterjamahkan secara keseluruhan
sesungguhnya berarti: "Yahweh /Tuhan Allah menyelamatkan". Disitulah sesungguhnya intisari Injil.
Apakah benar
Injil pernah dipalsukan?
Benar! Tetapi bukan orang Nazrani yang mencoba untuk
memalsukannya. Pemalsuan-pemalsuan kitab Injil ini terjadi sesudah dan sebelum
"Berita Baik" dari Tuhan ini ditulis oleh orang-orang yang diberi
wahyu. Pemalsuan Injil ini dilakukan
oleh tokoh-tokoh agama palsu yang menyelewengkan ajaran dari Injil yang
asli. Dalam buku yang mereka tulis,
tokoh-tokoh tersebut mengaku diri sebagai rasul-rasul Isa. Hal seperti ini jelas tidak benar sebab
rasul-rasul dari Isa yang dimaksud sudah meninggal puluhan bahkan ratusan tahun
sebelum buku-buku injil palsu tersebut ditulis. Sampai sekarang inipun kita jumpai berbagai macam bentuk kitab injil
palsu yang mereka tulis seperti: "injil Petrus, injil Tomas, injil
Ibrani" dan masih banyak lagi.
Ada
juga sebuah "injil" palsu lainnya yang berjudul "Injil Arabik
Masa Kecil Yesus" yang ditulis di Mesir kira-kira pada tahun 200
(Masehi). Pada buku tersebut awalnya
diceritakan sebuah dongeng fiksi menceritakan anak Isa yang sedang mengikuti
lomba membentuk burung dari tanah liat. Karena hasil karyanya gagal, dia merasa iri dan menghidupkannya sehingga
burung tersebut bisa terbang. Iapun
akhirnya keluar sebagai "pemenang". Cerita seperti ini jelas tidak
terdapat dalam Kitab Injil yang asli. Sebab Nabi Isa tidak pernah memakai kuasa Ilahi yang dikaruniakan
kepadanya untuk menguntungkan diri sendiri, apa lagi untuk merugikan orang
lain. Kita bisa yakin akan hal ini karena Nabi Isa tidak pernah berdosa seumur
hidupnya.
Injil palsu yang paling baru dan paling mudah untuk
dibuktikan kepalsuannya ialah "injil Barnabas". "Injil Barnabas" ditulis pada abad
ke13 (Masehi) di Eropa Barat dengan
tujuan untuk membuktikan
bahwa kebenaran-kebenaran
Kabar
Baik tentang Keselamatan Tuhan yang asli itu tidak benar. Pada Injil Barnabas ini ditemukan banyak
penye-lewengan dan kesalahan historis yang jelas membuktikan buku tersebut
tidak mungkin ditulis pada abad Masehi pertama, lebih-lebih oleh Rasul
Barnabas. Apakah mungkin seorang Nazrani
yang percaya teguh kepada Injil berani mencoba memalsukannya? Andapun jangan lupa terhadap peringatan
Tuhan di Kitab Injil: Surat
Galatia
1:8.
Di dalam
Alkitab terdapat empat kitab Injil. Diantara Kitab Injil tersebut manakah yang
diturunkan kepada Nabi Isa?
Banyak orang merasa agak bingung saat pertama kali
mereka membuka Alkitab dan menemukan empat buku yang berjudul Injil. Ada yang
ditulis oleh Matius, Markus, Lukas dan Yohanes, tetapi tidak ada yang ditulis
oleh Nabi Isa. Perlu diketahui bahwa
tidak ada laporan dimanapun yang sejaman dengan Nabi Isa yang mengatakan bahwa
Dia pernah menulis buku. Lebih-lebih
surat pun tidak ada. Jika ada, pasti
pengikutnya berusaha lahir-batin untuk melestarikannya dengan sempurna. Tetapi
fakta tersebut tidak ada sejak semula. Sebenarnya bisa juga dikatakan bahwa Nabi Isa sendiri ialah Kabar Baik
itu. Empat kitab Injil yang dapat kita
baca di dalam Alkitab, ialah kitab riwayat yang menceritakan kisah nyata Juru
Selamat Dunia yang tunggal. Kitab
riwayat ini adalah wahyu dari Tuhan.
Mengapa di Alkitab ada empat kitab yang menyampaikan
Injil dan bukan satu?
Begini, kalau saudara mempunyai kabar yang paling
penting dan besar dari seluruh sejarah manusia, dan saudara ingin
menyampaikannya kepada seorang tentara dan seorang profesor filsafat, apakah
saudara memakai istilah dan kiasan yang sama untuk menceritakannya dengan jelas
sekali? Tentu saja tidak. Tetapi kedua-duanya sangat perlu mengetahui
kabar itu, bukan?
Bayangkan saudara mempunyai empat orang sahabat,
satu tentara, satu dosen filsafat, satu orang beragama yang sudah tahu tentang
Tuhan dan tulisan para nabiNya dan satu lagi orang yang baik hati tetapi dia
belum kenal dengan Tuhan dan AjaranNya. Kepada orang yang saleh itu pasti saudara ingin menceritakan Kabar Baik
tentang keselamatan yang kekal ini dari Tuhan. Dia ingin tahu bagaimana Kabar Baik ini menggenapi semua yang diketahui
tentang Tuhan dan janji-janjiNya yang diwahyukan kepada para nabiNya. Bagi orang yang tidak tahu agama,
hubungan-hubungan ini sulit menolongnya. Dia pasti ingin tahu bagaimana Kabar Baik ini berhubungan dengan
kehidupannya sehari-hari. Bagi si
Tentara yang tidak suka mendengarkan khotbah yang berliku-liku, pasti saudara
ingin menyampaikan dasar-dasar intisarinya saja, terutama perbuatan-perbuatan
Nabi Isa yang mengajak dia mengambil keputusan bertindak. Bagi Bapak Profesor yang terbiasaa berfikir
dan merenung, saudara ingin memberikan kesempatan kepada beliau untuk berpikir
dan merenungkan tentang keindahan dan keagungan Kabar Baik ini sesuai dengan
pendidikannya.
Tuhan Allah mahatahu bahwa semua manusia tidak
berpikir dengan cara yang sama. Kita semua harus memahami akan hal ini, tetapi
kita mencapai pemahaman melalui jalan berpikir yang berlainan. Ada
yang bersifat bertindak langsung. Ada yang bersifat
merenungkan. Ada yang telah mengerti tentang Tuhan dan ada
yang belum. Semua manusia jatuh pada
empat golongan ini. Sehingga Injil
disampaikan dalam empat bentuk karangan. Injil Matius diperuntukkan bagi orang-orang yang mengerti tentang Tuhan
dan tulisan para nabiNya. Injil Lukas
diperuntukkan bagi orang-orang yang belum mengenal Tuhan tetapi sedang
mencariNya. Injil Markus diperuntukkan
yang beroreintasi pada perbuatan dan mukjizad dan Injil Yohanes bagi
orang-orang yang beroreintasi pada akal budinya. Kita mempunyai satu Injil namun Injil itu
disampaikan dalam empat bentuk kitab berbeda yang semuanya adalah wahyu dari
Allah. Dan empat kitab itu saling
mendukung. Keempatnya asli dan diturunkan oleh Tuhan Sendiri
bagi semua manusia yang pola berpikirnya berbeda-beda, tetapi perlu menerima
Kabar Baik dari Dia.
Apakah di
Kitab Suci berita Injil disampaikan secara ringkas dan lengkap?
Contoh ringkasan berita Injil yang sangat menolong
ditemukan pada Kitab Injil: Kisah Para Rasul 10:34-43. Di dalam bacaan yang singkat ini, Rasul
Petrus menyam-paikan Injil kepada seorang perwira pasukan bernama Kornelius, warga
negara Italia. Ia adalah seorang yang
"saleh, serta keluarganya takut pada
Allah, memberi banyak sedekah kepada umat dan senantiasa berdoa kepada Allah." Tetapi semua ini belum cukup. Malaikat Allah
menyuruh Kornelius memanggil Rasul Petrus agar menerima berita keselamatan dari
Allah. Inilah kesaksian Rasul Petrus kepada Kornelius serta keluarga dan
kawan-kawannya:
"Sesungguhnya aku telah mengerti bahwa Allah tidak membedakan
orang. Setiap orang dari bangsa manapun
yang takut akan Dia dan yang mengamalkan kebenaran berkenan kepadaNya. Itulah Firman yang Ia suruh sampaikan kepada
orang-orang Israel,
yaitu Firman yang memberitakan damai sejahtera oleh Isa Al-Masih, yang adalah
Tuhan dari semuanya.
"Kamu
tahu tentang segala sesuatu yang terjadi di seluruh tanah Yudea, mulai dari
Galilea sesudah baptisan* yang diberitakan oleh Nabi Yahya, yaitu tentang Nabi
Isa dari Nazaret: bagaimana Allah mengurapi dia dengan Roh Kudus dan kuat
kuasa. Dia berjalan berkeliling sambil berbuat baik dan menyembuhkan semua
orang yang dikuasai Iblis, sebab Allah menyertai dia. Kami adalah saksi dari segala sesuatu yang
diperbuatnya di tanah Yudea maupun di Yerusalem; dan mereka telah membunuh dia
dan menggantung dia pada kayu salib.
"Isa itu telah dibangkitkan Allah
pada hari yang ketiga, dan Allah bekenan, bahwa ia menampakkan diri, bukan
kepada seluruh bangsa, tetapi kepada saksi-saksi, yang sebelumnya telah
ditunjuk oleh Allah, yaitu kepada kami yang telah makan dan minum bersama
dengan dia, setelah ia bangkit dari antara orang mati.
"Isa telah menugaskan kami memberitakan
kepada seluruh bangsa dan bersaksi, bahwa dialah yang ditentukan Allah menjadi
hakim atas orang-orang hidup dan orang-orang mati. Tentang Isalah semua nabi bersaksi bahwa
barangsiapa percaya kepadanya, ia akan mendapat pengampunan dosa oleh karena
namanya."
Lalu Kornelius sekeluarga percaya
dan
diselamatkan!
(*Baptisan adalah sebuah
upacara pertobatan Ibrani, dan berarti: permandian, dan penyelaman atau culupan
dalam air sebagai tanda nyata dari pertobatan itu.)
Semoga Tuhan Memberkati
Semoga Tuhan Memberkati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar